Label AbduL's

Sabtu, 17 Oktober 2009

Media Pembelajaran

Media Pembelajaran

A. Pengertian Media menurut Para ahli dan simpulkan

1) Menurut Yusuthadi Miarso ( 1984 : 48 ) media pembelajaran adalah sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
2) Menurut Djahiri ( 1992 : 1 ) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah ahli wujud daripada bahan ajar dan atau target hasil dan proses belajar mengajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehinga dapat mendorong proses belajar.
3) Menurut Sadiman dkk. ( 1993 : 6 ) menyatakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
4) Menurut Damin ( 1995 : 7 ) menyatakan bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.
5) Menurut Sudjana ( 1991 : 2 ) menyatakan bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa.
6) Kesimpulannya : Media Pembelajaran adalah alat-alat elektro – mekanis yang menjadi perantara antara siswa dan materi pembelajaran untuk lebih memperjelas apa yang diajarkan oleh guru.
Jadi pengertian media pembelajaran adalah suatu benda atau alat yang digunakan oleh pendidik untuk memperjelas dan mempermudah dalam pembelajan bagi peserta didik.

B. Macam – macam Media

Macam-macam media yaitu :

1. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan.
Macamnya yaitu :

a. Media Visual tidak diproyeksikan

Gambar diam
Gambar diam adalah gambar yang disajikan secara fotografik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan atau isi pelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa.

Media grafik
Media grafik ini merupakan media pandangan dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran, cukup banyak jenis
media grafis ini, namun yang sering dipergunakan diantaranya grafik, bagan, diagram, poster, kartun/karikatur, dan komik.

1) Bagan
Ada beberapa jenis bagan, diantaranya adalah :
 Bagan pohon
Sesuai dengan namanya bagan pohon dikembangkan dan dasar yang terdiri atas beberapa factor menuju batang tunggal kemudian cabang-cabang pohon tersebut menggambarkan perkembangan serta hubungan, contohnya adalah bagan silsilah.
 Bagan air
Merupakan kebalikan dari bagan pohon, sebagai contoh bagaimana industri mobil di amerika bergantung pada pemasaran luar negerinya, baik untuk kebutuhan akan
bahan baku maupun guna pemasaran hasil industrinya.  Bagan arus bagan tabel
Sebuah organisasi yang beranggotakan pelajar atau sebuah kesatuan pemerintah, proses pengembangan kepemimpinan industri atau langkah-langkah darimana sebuah rencana undang-undang dapat divisualisasikan dengan bagan arus atau bagan organisasi yang cocok untuk
mempertunjukkan fungsi, hubungan, dan proses.

2) Diagram
Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbale balik terutama dengan garis-garis.

3) Grafik
Grafik dapat didefinisikan sebagai penyajian data berangka, grafik menggambarkan hubungan penting dari suatu data.

Macam-macam grafik :
 Grafik garis
 Grafik batang
 Grafik lingkaran
 Grafik wilayah dan gambar

4) Poster
Poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat.

5) Kartun
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.

6) Komik
Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang
untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.

Relia dan model
Media relia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaranyang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

b. Media visual yang diproyeksikan

Adalah media yang menggunakan alat proyeksi (proyektor),
sehingga gambar atau tulisan nampak pada layar. Jenis media
proyeksi yang biasa digunakan diantaranya :
 Proyeksi opak (opaque projection)
 Proyeksi lintas kepala ( overheadprojection/OHP)
 Slides
 filmstrip

2. Media Audio
Adalah yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media audio dapat berupa : radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon.

3. Media Audio-visual

Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Media audio visual yang diam berupa : televisi diam, slide dan suara, buku dan suara. Media audio visual bergerak berupa : video, CD, gambar dan suara.

4. Media serba aneka

a. Papan dan display : papan tulis, papan parmer/pengumuman,/majalah dinding, papan magnetic, white board, mesin pengganda.
b. Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model,
diorama,display
c. Media teknik dramatisasi : drama, pantomime, bermain peran, demonstrasi, pawai, pedalangan/panggung boneka, simulasi.
d. Sumber belajar pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.
e. Belajar terprogram

C. Syarat – syarat media Pendidikan kewarganegaraan

Syarat-syarat media yaitu :
 Media membawakan sesuatu/sejumlah isi pesan harapan
 Media diambil dari kehidupan nyata
 Memuat nilai/moral yang kontras
 Menarik minat dan perhatian siswa
 Media terjangkau oleh kemampuan siswa

Kamis, 15 Oktober 2009

Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. (Rancangan pembelajaran)
Suatu model pembelajaran yang baik menurut Chauchan (Sukmadinata, 2004:243) memiliki beberapa karakteristik, yaitu: memiliki prosedur ilmiah, hasil belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses pembelajaran yang jelas.

B. Jenis-jenis Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung merupakan suatu pola pembelajaran yang ditandai oleh penjelasan guru tentang konsep atau keterampilan baru terhadap kelas, pengecekan pemahaman mereka melalui Tanya jawab dan latihan penerapannya, serta dorongan untuk terus memperdalam penerapannya di bawah bimbingan guru.
Pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran yang terstruktur, berfokus pada ilmu, banyak di arahkan dan dikendalikan oleh guru, sehingga waktu lebih efisien.
2. Model Pembelajaran Simulasi
Pembelajaaran simulasi tidak selalu bisa dilakukan dengan situasi yang sesungguhnya, tetapi hanya bisa dengan situasi tiruan. Situasi tiruan bisa berupa kegiatan dengan menggunakan peralatan (simulator), permainan berbasis computer atau situasi sosial.

3. Model Pembelajran Kooperatif
Kegitan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, meneyelesaikan persoalan, atau inkuiri.

3.1. Model Arisan
Media :
• Buat kartu (10 X 10 cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban
• Buat kartu ( 5 x 5 cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal
• Wadah atau tempat untuk meletakkan kartu-kartu

Langkah – langkah :
a. Bentuk kelompok ± 4 orang setiap kelompok, secara heterogen
b. Kertas jawaban bagikan kepada siswa, masing-masing satu kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam wadah / tempat
c. Wadah yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu dikeluarkan atau diambil. Selanjutnya dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban
d. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan atau yel-yel lainnya
e. Setiap jawaban yang benar diberi point 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan point dari para anggotanya dan seterusnya.

3.2. Model Artikulasi
Langkah – langkah :
a. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi pembelajaran
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan 2 orang
d. Mintalah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
e. Minta siswa secara bergiliran atau diacak menyampaikan hasil dialog dengan teman pasangannya
f. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa
g. Kesimpulan / penutup

3.3 Model Bertukar Pasangan
Langkah – langkah :
a. Setiap siswa mendapat satu pasangan ( guru biasanya menunjukkan pasangannya atau siswa menunjuk pasangan )
b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
c. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing, pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

3.4. Model Concept Sentence
Langkah – Langkah :
a. Guru menyampaikan tujuan
b. Guru menyajikan materi secukupnya
c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
d. Menyajikan beberapa kata ‘KUNCI’ sesuai materi yang disajikan
e. Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimatnya
f. Hasil diskusi kelompok, didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru
g. Kesimpulan / penutup.


3.5. Model Cooperatif Script
Langkah – Langkah :
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan
b. Guru membagi wacana atau materi kepada setiap pasangan untuk dibaca dan dibuat ringkasan
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sedangkan pendengar:
• Menyimak/ mengkoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/ menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f. Kesimpulan dari guru
g. Penutup.

3.6. Model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (Cooperatif Integrated Reading and Composition)
Langkah – Langkah :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang yang secara heterogen
b. Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topic pembelajaran
c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada selembar kertas
d. Mempresentasikan/ membacakan hasil kelompok
e. Guru membuat kesimpulan bersama
f. Penutup.


3.7. Model Course Review Horay
Langkah – Langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab
d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan kalau salah diisi tanda silang (X)
f. Siswa yang sudah mendapat tanda () harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya
g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horayyang diperoleh
h. Penutup.


3.8. Model Debate
Langkah – Langkah :
a. Guru membagi dua kelompok peserta debat, yang terdiri satu pro dan yang lainnya kintra
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok
c. Setelah selesai membaca materi guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, selanjutnya ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bias mengemukakan pendapatnya
d. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis atau ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
e. Guru menambah konsep/ ide yang belum terungkap
f. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat simpulan atau rangkuman yang mengacuh pada tujuan yang ingin dicapai.

3.9. Model Decision Making
Langkah – Langkah :
a. Guru menginformasikan tujuan dan perumusan masalah
b. Secara klasikal tayangkan gambar, wacana atau kasus permasalahan ynag sesuai dengan materi pelajaran atau kompetensi yang diharapkan
c. Buatlah pertanyaan agar siswa dapat merumuskan permasalahan sesuai dengan gambar, wacan aatau kasus yang disajikan
d. Secara kelompok siswa diminta mengidentifikasi permasalahan dan membuat alternative pemecahannya
e. Secara kelompok/individu siswa diminta mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa yang sesuai dengan materi yang dibahas dan cara pemecahannya
f. Secara kelompok/ individu siswa diminta mengemukakan alas an mereka memilih alternative tersebut
g. Secara kelompok/ individu siswa diminta mencari penyebab terjadinya masalah tersebut
h. Secara kelompok/ individu siswa diminta mengemukakan tindakan untuk mencegah terjadinya masalah tersebut.
3.10. Model Examples Non Examples
Langkah – Langkah ;
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar atau wacana di papan tulis atau ditayangkan lewat OHP
c. Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan gambar atau wacana
d. Melalui diskusi kelompok, siswa diminta untuk menganalisis dan mendeskripsikan/ menginterprestasikan tugas tersebut
e. Hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas, dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi
f. Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru muiai menjelaskan materi sesuia dengan tujuan yang ingin dicapai
g. Kesimpulan/ penutup.
Catatan :
• Mengupayakan siswa belajar aktif
• Belajar dari pengalaman siswa
• Pembelajaran kontekstual

3.11. Model Group Investigation
Langkah – Langkah :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk membahas satu materi yang berbeda setiap kelompoknya
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
e. Setelah selesai diskuso, ketua kelompok sebagi juru bicara menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g. Evaluasi/ penutup

3.12. Model Group to group Exchange
Langlah –Langkah :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen, diusahakan tugas masing-masing kelompok berbeda
b. Berikan cukup waktu untuk berdiskusi dan mempersiapkan bagaimana mereka dapat menyajikan topic yang telah mereka kerjakan
c. Bila diskusi telah selesai, mintalah kelompok memilih juru bicaranya. Undanglah setiap juru bicara menyampaikan kepada kelompok lain
d. Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada presenter atau tawaran pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru bicara kelompok menanggapai
e. Lanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling ditukarkan.
3.13. Model Lingkaran Kecil – Lingkaran Besar (Inside-Outside-Circle)
Siswa saling membagi informasi pada saat bersaman dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Langkah – Langkah :
a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
c. Dua siswa yan g berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
d. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan baru
e. Sekarng giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya.

3.14. Model Jigsaw
Langkah - Langkah :
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa
b. Setiap kelompok di beri tugas sejumlah anggota kelompok (tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda)
c. Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh
d. Guru memerintah siswa yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli) mendiskusikan tugas yang sama
e. Setiap siswa hendaknya memahami dan mencatat hasil diskusinya untuk dilaporkan dalam kelompok asal
f. Setelah selesai sebagi tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menyampaikan hasil diskusinya kepada teman lain dalam kelompoknya tentang tugas mereka kuasai secara bergilir
g. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan guru mengklarifikasi jawaban yang kurang sempurna
h. Kesimpulan bersama guru dan siswa.


3.15. Model Kepala Bernomor (Numbered Heads Together)
Langkah – Langkah :
a. Siswa dibagi dalam dua kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala
b. Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapatkan tugas yang berbeda, dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi
d. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatn yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya
e. Tanggapan dari teman yang lain dalam kelompoknya kemudian dapat disempurnakan dari kelompok lain
f. Selanjutnya guru menunjuk nomor yang lain di kelompok yang lain dengan tugas ya ng berbeda
g. Kesimpulan/ klarifikasi guru.

3.16. Model Kepala Bernomor Struktur
Langkah-Langkah:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap siswa mendapat nomor kepala.
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai. Misalnya ; siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini dengan tugas yang sama bisa saling membantu dan mencocokan hasil kerjasama mereka.
d. Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e. Kesimpulan
Catatan :
• Mengupayakan siswa belajar aktif
• Teknik Cooperatif Learning
• Guru dapat memodifikasi

3.17. Model Mencari Pasangan (Make- A Match)
Langkah – langkah :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan yang menpunyai kartu yang cocok dengan kartu nya (soal-jawaban)
e. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartuyang berbeda dari siswa yang lain.
g. Demikian seterusnya.
h. Kesimpulan.
i. Penutup.

3.18. Model Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternative jawaban.
Langkah – langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
b. Guru mengemukakan konsep / permasalahan yang akan di tanggapi oleh siswa. Sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternative jawaban.
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2 – 3 orang.
d. Tiap kelompok menginventarisasikan / mencatat alternative jawaban hasil diskusi.
e. Setiap kelompok (atau di acak kelompok tertentu) membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f. Dari data-data dipapan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru member bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

3.19. Model Picture and Picture
Langkah – langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang disajikan.
d. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian untuk memasang / mengurutkan gambar – gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alas an /dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alas an / dasar pemikiran gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan / rangkuman
Catatan :
• Mengupayakan belajar siswa aktif
• Berangkat dari pengalaman siswa
• Mengajak siswa berpikir kritis
• Pembelajaran konstektual

3.20. Model Pembelajaran berdasarkan Masalah (Problem Based Introduction)
Model ini memusatkan pada masalah kehidupan nya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah – langkah :
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sarana yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang di pilih.
b. Guru membantu siswa merumuskan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah yang dipilih (menetapkan topic, tugas, jadwal, dan lain – lain)
c. Guru memantau siswa untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, melaksanakan eksperimen atau penelitian untuk mendapat data yang akurat, pengumpulan data, analisa data untuk menguji hipotesa, atau mendeskripsikan temuan yang diperoleh (refleksi, atau evaluasi) terhadap penelitian yang mereka rencanakan.
d. Guru membantu siswa dalam menyusun laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.


3.21. Model Role Playing
Langkah – langkah :
a. Guru menyiapkan / menyusun scenario yang akan ditampilkan
b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario sebelum berlangsungnya pembelajaran.
c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan scenario yang sudah dipersiapkan.
f. Masing – masing siswa duduk dikelompoknya masing – masing sambil memperhatikan / mengamati scenario yang sedang di peragakan.
g. Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas.
h. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan nya.
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
j. Evaluasi
k. Penutup.


3.22. Model Scramble
Media :
• Buatlah pertanyaan yang sesuia dengan materi
• Buatlah jawaban yang di acak hurufnya
Langkah – langkah :
a. Guru menyajikan materi yang sesuai dengan kompetensi
b. Membagikan lembar kerja sesuai dengan contoh.

3.23. Model Snowball Throwing
Langkah – langkah :
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing –masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menjelaskan satu pertanyaan apa yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan di lempar dari satu siswa ke siswa lain selama 5 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergan tian.
g. Guru menberikan kesimpulan
h. Evaluasi
i. Penutup.
3.24. Model Student Facilitator and Explaining
Siswa mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta lainya.
Langkah – langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemontrasikan / menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melauli bagai / peta konsep maupun yang lainya.
d. Guru menyimpulkan idea tau pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkang semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.

3.25. Model Tim Siswa – Kelompok Prestasi ( student Teams- Achievement Division)
Langkah – langkah:
a. Membentuk kelompok yang beranggotakan 3 – 5 orang secara heterogen
b. Guru menyajikan materi pelajaran
c. Guru memberikan kepada kelompok untuk dikerjakan anggota kelompok yang menguasai diminta menjelaskan pada anggota lain sampai semuanya mengerti / memahami.
d. Guru memberikan kuis / pertanyaan kepada siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e. Guru member evaluasi
f. Kesimpulan.
Catatan :
• Penugasan model imi selesai pelajaran, guru selalu memberikan kuis ( misalnya 3 x pertemuan berturut-turut)
• Guru membandingkan perolehan nila setiap siswa dari pertemuan 1 , 2 , dan 3 apakah ada kemajuan atau tidak.
• Guru juga dapat membandingkan perolehan / kemajuan setiap kelompok.


3.26. Model Take and Give
Media :
a. Buat kartu ukuran 10 x 15 cm untuk sejumlah siswa, setiap kartu berisi submateri ( yang berbeda dengan kartu lainya materi sesuai dengan kompentensi)
b. Kartu control sejumlah siswa (contoh : nama siswa sub materi)
Nama yang diberikan :
1.
2.
3. dst
Langkah – langkah :
a. Siapkan kelas sebagai mana mestinya
b. Jelaskan materi sesuai kompetensi 45 menit
c. Untuk memantapkan penguasaan siswa, setiap siswa diberi masing – masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) 5 menit
d. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai dengan kartu masing- masing, dan setia siswa harus mencatat nama pasangan pada kartu control
e. Demikian seterusnya sampai setiap peserta dapat saling member dan menerima materi masing – masing.
f. Untuk mengevaluais keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
g. Kesimpulan

3.27. Model Talking Stik
Langkah-langkah :
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat
b. Guru mnyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pasangannya atau buku paketnya.
c. Setelah selesai membaca buku dan memepelajarinya lalu meminta siswa untuk menutup bukunya.
d. Guru mengembil tongkat dan memeberikan kepada siswa, stelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru.
e. Guru memberikan kesimpulan
f. Evaluasi
g. Kesimpulan

3.28. Model Tebak Kata
Media :
a. Buat kartu ukuran 10 x 10 cm dan isilah cirri-ciri atau kata-kat lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah pada kartu yang ingin ditebak).
b. Buat kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata atau istilah yang mau di tebak kartu ini nanti dilipat dan ditempal pada dahi/ diselipkan pada telinga.
Langkah–Langkah :
a. Jelaskan materi 45 menit
b. Mintalah siswa berdiri di depan kelas dan berpasangan
c. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan isinya pada pasanganya. Seorang siswa lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca kemudian ditempelkan didahi/ diselipkan di telinga
d. Sementara siswa yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya. Sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud pada kartu. Jawab dengan tepat dan sesuai yang tertulis pada kartu yang ditempel didahi.
e. Apabila jawabannaya tepat maka pasangannya boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain
f. Dan seterusnya sampai selesai
g. Penutup dan simpulan.

3.29 Model Think Pair and Share
Langkah-Langkah :
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi yang diampaikan guru
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, dan setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaran pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum di ungkapkan para siswa
f. Penutup dkesimpulan

3.30.Model Word Square
Media :
a. Buat kotak sesuai keperluan
b. Buat kotak sesuai dengan materi
Langkah-Langkah :
a. Sampaikan materi sesuai kompetensi
b. Bagikan lembar kerja sesuai contoh
c. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengasir huruf dalam kotak sesuai jawaban
d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajran. Jakarta: Bumi Aksara.
Fatimah, Siti. dkk. 2008. Model-model Pembelajaran SMP dan SMA. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Jenis-jenis Puisi Lama beserta contohnya

Puisi Lama beserta contohnya
Puisi lama adalah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum tampak adanya pengaruh dari kebudayaan barat. Sifat masyarakat lama yang statis dan objektif, melahirkan bentuk puisi yang statis pula, yaitu sangat terikat pada aturan tertentu. Puisi lama terdiri dari mantra, bidal, pantun dan karmina, talibun, seloka, gurindam, dan syair.
A. MANTERA

Ialah bentuk puisi lama yang tertua, mantera berbait-bait. Kalimatnya ada yang berirama ada yang tidak. Yang dipentingkan adalah iramanya. Makin kuat iramanya makin besar tenaga gaib yang ditimbulkan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya pawang atau dukun.
Tujuan mantera dalah sebagai penangkal bala.
CONTOH:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
B. BIDAL

Ialah perbandingan dan kiasan lama, yang berbentuk kalimat atau ungkapan tetap.
Contoh bidal:
Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.

C. PANTUN

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Ciri-ciri Pantun
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. biasanya berupa kiasan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata
Contoh :

I. Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
II. Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati


D. TALIBUN
Bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12)
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.

Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:-
• Ia merupakan sejenis puisi bebas
• Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
• Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
• Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
• Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
• Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara

Contoh Talibun
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)

E. SELOKA
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
contoh seloka 4 baris:
I. Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
II. Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
III. Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
contoh seloka lebih dari 4 baris
IV. Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui


F. GURINDAM

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

CONTOH:

A. Gurindam Lama
contoh :
I. Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
II. Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat.
III. Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
IV. Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
V. Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

B.Gurindam Dua Belas
Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanjung Pinang
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

G. SYAIR

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Ciri-ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri atas 4 larik
2. jumlah suku kata setiap lariknya 8-12 suku kata
3. berima aaaa,sempurna atau tidak sempurna
4. keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti
5. isinya nasihat, dongeng, atau cerita

CONTOH:


I. Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
II. Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
III. Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
IV. Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)



Puisi lama berdasarkan jumlah barisnya
A. MASNAWI
Adalah jenis puisi melayu lama yang berasal dari arab –parsi. Puisi ini berisi puji pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Ciri-ciri masnawi
1.jumlah larik dan barisnya tergolong bebas
2.skema rima berpasangan (aa,bb,cc,……)
3.memuji-muji orang
Contoh:


UMAR

Umar yang adil dengan perinya
Nyatalahpun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Itulah adalat yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang dan malam
Lagi pun yang menjauhkan segala syar
Imamu`ilhak di dalam kandang mahsyar
Barang yang hak tat`ala katakan begitu
Maka katanya sebenarnya begitu

B. RUBA`I
Rubai, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (samadengan kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.
CONTOH:
Subhanahu allah apa segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini kujadikan tubuhnya kemudian
yang ada dahulu ada padanya terlalu mulia

C. KIT`AH
kit’ah, yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin)

contoh:
Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga sekalian yang ada,dengarkan yang allah selalu berfirman,
Kullu man`alaiaha fanin,yaitu,
Barang siapa yang ada di dalam bumi itu fana juga


D. NAZAM
Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.
Contoh:
Sukar hendak menyelami
Perasaan dan hati wanita
Sama seperti sulitnya
Memahami bahasa ombak
Berdiri di tepian pantai
Aku terpesona oleh keindahan laut
Tiupan bayu serta
Lambaian pohon-pohon kelapa
Namun menatap wajah wanita
Aku tergoda oleh senyumannya
Yang menyalakan rindu
Seperti terdapat banyak wanita
Maka begitulah pula
Ada ramai lelaki
Namun ketiadaan wanita
Mampu menukarkan dunia
Menjadi sebuah padang sepi
Yang kosong dan bisu
Terima Kasih wanita
Tanpamu
Aku tak akan lahir ke alam ini!

E. GAZAL
Gazal, yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan stanza atau oktaaf).

Contoh:
Kekasihku seperti senyawa pun adalah terkasih,
termulia juga
Dan nyawaku pun,mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika 1000 tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu hamper dengan sedia suka juga
dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga

Jenis-jenis Puisi baru beserta contohnya

Puisi baru beserta contohnya

Bentuk puisi ini berbait dan berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima. Puisi baru lebih mementingkan isi daripada irama.
Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan atas balada, elegi, romans, ode, himne, epigram, dan satire.
A. Balada
bentuk puisi baru yang isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup seseorang.

Contoh:
sangkuriang…..
Kau begitu durhaka
Pada ibumu
Hingga menjadi
Gunung tangkuban perahu

B. Elegi
bentuk puisi baru yang berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan hati.

Contoh:
tiada lagi tempatku mengadu
Semua telah pergi dariku
Ya allah engkau adalah tumpuan harapanku
Bantulah aku menyelesaikan masalah ini

C. Romansa
bentuk puisi baru yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama.
Contoh:
ibu……
Kasih sayangmu
Takkan pernah luput
Dari ingatanku
Cintamu ibu
Selalu dalam hatiku.

D. Ode
bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi ini juga dikatakan puisi kepahlawanan.
Contoh:
bagai mutiara diatas lautan
Bagai cahaya dalam kegelapan
Guru,itulah dirimu
Budi luhurmu takkan pernah hilang
Walau ditelan masa

E. Himne
bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan.

Contoh himne:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.


F. Epigram
bentuk puisi baru yang isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda.

Contoh epigram:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.



G. Satire
Bentuk puisi baru yang berisi sindiran
Contoh satire:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.






Penetapan jenis puisi baru berdasarkan pada jumlah larik yang terdapat dalam setiap bait. Jenis puisi baru dibagi menjadi distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septima, stanza atau oktaf, serta soneta.
I. DISTIKON
Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh

II. TERZINA
Terzina adalah sanjak 3 seuntai.
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana

Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane

III. QUATRAIN
Quatrain adalah sanjak 4 seuntai
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

IV. QUINT
Quint adalah sanjak 5 seuntai
Contoh :
I. Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
II. Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
III. Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

V. SEXTET
Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
Contoh :
I. Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

VI. SEPTIMA
Septima adalah sanjak 7 seuntai.
Contoh :
I. Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)

VII. STANZA ( OCTAV )
Octav adalah sanjak 8 seuntai
Contoh :

I. Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

VIII. SONETA
Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

CIRI – CIRI SONETA :

a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut
sextet.
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam
ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d

Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

MODEL PEMBELAJARAN GLASER

MODEL PEMBELAJARAN GLASER

I. PENDAHULUAN

A. Pengertian

Beberapa model penelitian program telah dikembangkan oleh para ahli untuk melaksanakan penilaian program. Model – model tersebut cukup bervariasi, namun dari kesemuanya dapat ditarik kesimpulan mengenai persamaannya sehubungan dengan pengambilan keputusan sebagai pemanfaata data pelaksanaan penilaian program. Beberapa evaluator mengikuti satu pola tertentu akan tetapi beberapa diantaranya telah menggabungkan model – model tersebut, dan sebagian lainnya tetap menggunakan model yang tradisional seperti model penilaian pada umumnya. Berikut ini akan dibahas salah satu model penialaian program yang dikemukakan oleh Robert Glaser.
Robert Glaser merupakan psikolog pendidikan Amerika, yang telah membuat kontribusi signifikan untuk teori-teori pembelajaran dan pengajaran. Beasiswa-Nya telah diakui oleh beberapa penghargaan termasuk American Educational Research Association Presiden Citation Award (2003), American Psychological Association Distinguished Aplikasi Ilmu Pengetahuan Psikologi Award (1987), dan EL Thorndike Award untuk Distinguished Kontribusi Psikologi Pendidikan (1981).

Menurut Glaser ada enam langkah yang dilalui dalam menilai program pengajaran :

1. Mengidentifikasi hasil belajar

Glaser menyarankan agar tujuan kegiatan hendaknya dirumuskan dalam bentuk tingkah laku sehingga menunjukkan keterampilan – keterampilan yang harus diperoleh oleh siswa. Selanjutnya terhadap keterampilan-keterampilan tersebut harus disebutkan juga ukuran keberhasilan secara eksplisit dan spesifik sesuai dengan yang diperakukan oleh kurikulum. Untuk pengukuran hasil tidak cocok apabila menggunakan penilaian acuan normal (PAN) karena setiap siswa hanya membandingkan dengan siswa – siswa lain dalam kelompoknya.

2. Mendiagnosis kemampuan awal (entry behavior)

Menurut Glaser bagi guru pening sekali mengetahui secara rinci mengenai kemampuan awal yang dimiiki siswa. Kemampuan awal (entry-behavior) ini berbeda dengan kemampuan dasar (aptitude). Kemampuan awal menunjuk pada kemampuan prasyarat (prerequisite blackround) yang diperlukan sebagai dasar bagi pengetahuan atau keterampilan yang akan dipelajari. Sifatnya lebih menjurus pada aspek tertentu, sedangkan kemampuan dasar bersifat lebih umum.

3. Menyiapkan alternative pengajaran

Penyediaan atau pemilihan alternative pengajaran ini didasarkan atas keadaan siswa yang memiliki bermacam – macam perbedaan :
a. Kecepatan dalam belajar
b. Latar belakang keluarga
c. Latar belakang pengalaman
d. Kebutuhan
e. Gaya belajar dan kebiasaan – kebiasaan lain.
Penyedian alernatif memungkinkan siswa untuk pindah dari satu cara ke cara yang lain.

4. Mengadakan pemantauan (monitoring) terhadap penampilan siswa

“Menangkal lebih baik daripada mengobati”. Demikian juga terhadap proses belajar yang dilaksanakan oleh pendidik terhadapsubjek didik. Jika alternative pengajaran telah disediakan, segera sesudah itu perlu dilakukan pemantauan untuk mengetahui efektifitas pemantauan alternative tersebut. Dengan dilakukannya pemantauan secara terus menerus dan sejak dini, dapat diperoleh balikan yang segera dapat digunakan sebagai bahan perbaikan sebelum terjadi kesalahan yang berkelanjutan.

5. Menilai ulang terhadap alternative pengajaran.

Apabila pada tahap ketiga pengelola sudah menyediakan alternative pengajaran maka sudah dilakukan penilaian terhadap penampilan siswa segera dilakukan penilaian ulang terhadap alternative pengajaran yang sudah disediakan semula. Penilaian ulang ini didasarkan atas data umpan balik dari kegiatan pemantauan Glaser menekankan satu butir penting yaitu dirumuskan dan dipetuhinya criteria.

Untuk menggarahkan upaya kepada criteria tersebut maka perlu diperhatikan :
a. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemampuan.
b. Kemampuan siswa untuk menahan dan mempertahankan apa yang telah diperoleh dan dimiliki.
c. Tingkat kemampuan siswa ntuk mentransfer pengetahuannya.
d. Perbedaan antara skor tes awal (pretest) dengan skor tes akhir (post test).
e. Kemampuan siswa untuk belajar sendiri.

Optimalitas alternative pengajaran yang disediakan sangat tergantung dari bagaimana guru meletakkan harapannya untuk mencapai tujuan itu.

6. Menilai dan mengembangkan pengajaran

Untuk tahap terakhir ini Glaser mengharapkan terjadinya evaluasi formatif atau mengumpulkan umpan balik demi pelaksanaan program pengajaran.


B. Permasalahan

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana keterkaitan suatu pembelajaran yang telah dilakukan oleh suatu komunitas pembelajaran dengan model evaluasi yang dipaparkan oleh seorang ahli psikolog pendidikan Amerika bernama Robert Glaser.
Menurut Glaser ada enam langkah yang harus dilalui dalam menilai program pengajaran, yaitu :
1. Mengidentifikasi hasil belajar
2. Mendiagnosis kemampuan awal (entry behavior)
3. Menyiapkan alternative pengajaran
4. Mengadakan pemantauan (monitoring) terhadap penampilan siswa
5. Menilai ulang terhadap alternative pengajaran
6. Menilai dan mengembangkan pengajaran
Berdasarkan pengamatan tersebut akan disimpulkan apakah proses pembelajaran dalam komunitas tersebut mengikuti model evaluasi yang telah dikemukakan oleh Robert Glaser.

C. Tujuan

1. Mengetahui keterkaitan suatu pembelajaran dengan model evaluasi Glaser.
2. Mengetahui apakah sudah baik atau tidakkah pembelajaran yang telah diakukan.

II. PEMBAHASAN

a. Artikel 1 dari Majalah Tempo Edisi 11-15 Mei 2009 berjudul “Uwe, Bahasa yang bergoyang. “

Dalam artikel “Uwe, Bahasa yang bergoyang. “ dipaparkan mengenai sebuah proses pembelajaran Bahasa Jerman oleh seorang guru bahasa bernama Uwe Kind. Ia memberikan pelajaran bahas Jerman kepada para peserta didiknya menggunakan metode yang sangat menyenangkan, yaitu dengan bergoyang dan bernyanyi-nyanyi. Dari pengalamannya ia mengajar selama lebih dari 30 tahun keliling dunia memperkenalkan metode belajar bahasa yang unik ini, dalam 5 menit saja ia telah mampu membuat dua ratus peserta didiknya bergoyang. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar telah diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Uwe juga menyusun lagu-lagu berdasarkan tingkat kesulitannya, ada yang dibuat untuk pemula, menengah hingga lanjutan. Pada tingkat dasar ia memasukkan unsure irama yang kemudian disesuaikan dengan gerakan. Ini penting menurutnya karena irama berbicara dalam bahasa universal. Ini berarti ia telah mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik.
Uwe percaya bahwa setiap manusia mempunyai insting untuk mengenali irama. Baru kemudian, pemahaman dasar tentang konsep laku seperti kiri-kanan, maju-mundur, iya-tidak, saya-kamu, dimasukkan dengan cara dilakonkan seperti gerk-gerik pantomin.
Pembelajaran yang dilakukan oleh Uwe ini sangat menyenangkan perasaan peserta didik namun karena waktunya yang sangat sedikit sehingga tidak banyak hal – hal yang terekam oleh peserta didik baik itu materi maupun gerakan.Uwe sendiri mengakui peran aktif peserta didik snagat diperlukan untuk berjalannya interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik.
Pemantauan terhadap penampilan siswa, menilai ulang terhadap alternative pengajaran, serta menilai dan mengembangkan pengajaran tak terlihat dalam pembelajaran tersebutkarena relative singkatnya pembelajaran tersebut, hanya berlangsung 2 jam saja.

b. Artikel 2 dari Majalah Tempo Edisi 20-26 APRIL 2009 berjudul “Sekolah Tanpa Kertas”

Dalam artikel “Sekolah Tanpa Kertas” tergambar suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik digital . Sekolah tersebut yaitu Sekolah Internasional SInarmas World Academy, Bumi Serpong Damai, Tanggerang. Bagi para peserta didik, laptop dan internet merupakan pengganti alat tulis dan buku.
Banyak manfaat teknologi digital sebagai alat bantu belajar dan megajar. Misalnya, dengan bantuan computer banyak percobaan yang tak mungkindilakukan di kelas bias di simulasikan. Misalnya, percobaan mengenai pengaruh grafitasi di Bumi,Bulan atau di Planet lain.
Setiap siswa dibekali laptop yang bisa dibawa pulang, tujuannya agar siswa bias memperlihatkan hasil belajar siswa dikelas kepada orang tuanya masing-masing. Agar tidak disalah gunakan setiap laptop juga telah dibekali program khusus agar dapat mati secara otomatis. Sekolah juga telah memblokir situs – situs tertentu yang dianggap memiliki pengaruh buruk bagi siswa. Selain itu juga di pasang program control jarak jauh untuk setiap laptopnya.
Pembelajaran disekolah ini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, tidak perlu selalu didalam kelas. Para siswa juga sangat memanfaatkan teknologi tersebut. Misalnya , bila siswa mengalami kesulitan ketika sedang menyelesaikan sebuah tugas, ia tak harus menghampiri gurunya. Semua kini hanya cukup dengan melakukan chatting atau video call.




III. PENUTUP

Beberapa model penelitian program telah dikembangkan oleh para ahli untuk melaksanakan penilaian program. Model – model tersebut cukup bervariasi, namun dari kesemuanya dapat ditarik kesimpulan mengenai persamaannya sehubungan dengan pengambilan keputusan sebagai pemanfaatan data pelaksanaan penilaian program. salah satu model penialaian program yang dikemukakan oleh Robert Glaser.
Menurut Glaser ada enam langkah yang harus dilalui dalam menilai program pengajaran, yaitu :
1. Mengidentifikasi hasil belajar
2. Mendiagnosis kemampuan awal (entry behavior)
3. Menyiapkan alternative pengajaran
4. Mengadakan pemantauan (monitoring) terhadap penampilan siswa
5. Menilai ulang terhadap alternative pengajaran
6. Menilai dan mengembangkan pengajaran

Dalam pembahasan kedua artikel diatas tidak kesemua langkah yang dikemukakan oleh Robert Glaser nanpak. Namun hal itu tidak membuat proses pembelajaran terganggu atau pun gagal.
Namun sebaiknya memang sangat perlu keenam langkah penilaian program tersebut diatas diaplikasiakan demi kesuksesan poses pembelajaran.






Daftar Pustaka

Sahertian,Piet.A. 2000. Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto,Suharsini. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan.
Sukardi. 2008.Evaluasi Pendidikan prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto,Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara : Yogyakarta.
.Majalah Tempo Edisi 20-26 APRIL 2009
Majalah Tempo Edisi 11-15 Mei 2009.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
























III. PENUTUP

IV. Daftar Pustaka

Sahertian,Piet.A. 2000. Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto,Suharsini. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan.
Sukardi. 2008.Evaluasi Pendidikan prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto,Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara : Yogyakarta.
Majalah Tempo Edisi 20-26 APRIL 2009
Majalah Tempo Edisi 11-15 Mei 2009.

Rabu, 14 Oktober 2009

kisah Nabi Adam as.

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Kekhuatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna

.

Iblis Membangkang.

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."


Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:
"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

Adam Menghuni Syurga.

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

Iblis Mulai Beraksi.

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran.

Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25


Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

Karakteristik Anak Usia SD

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD


Pertumbuhan Fisik atau Jasmani

Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.

Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.

Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.


Perkembangan Intelektual dan Emosional

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.

Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.

Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.

Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.

Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.


Perkembangan Bahasa

Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya.

Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b) kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih, (e) motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua.

Di samping adanya berbagai dukungan tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a) anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap

Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.

Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.

Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.

Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.

Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.

Ringkasan Materi Belajar dan Pembelajaran

1
BAB I
HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Belajar Dan Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut
dapat dialami oleh orang yang sedang belajar. Disamping itu, kegiatan belajar
juga diamati oleh orang lain dan menimbulkan banyaknya teori belajar.
a. Belajar menurut pandangan Skinner
Yaitu suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam
menerapkan teori Skinner guru perlu memperhatikan dua hal yang penting,
yaitu : (i) pemilihan stimulus yang diskriminatif, (ii) penggunaan penguatan.
b. Belajar menurut Gagne
Yaitu seperangkat proses kognitif yang mengubah sigat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahaningormasi menjadi kapabilitas baru.
Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari
lingkungkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Ada
tiga komponen penting dalam belajar yaitu kondisi eksternal, internal dan hasil
belajar. Hasil belajar merupakan kapabilitas siswa berupa :
Informasi verbal : kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis.
Keterampilan intelektual : kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang
Strategi kognitif : kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah
Keterampilan motorik : kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
sehingga terwujud otomatisme gerak tubuh.
Sikap : kemampuan menerima atau menolah obyek
2
berdasarkan penilainan terhadap obyek tertentu.
Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri tiga tahap yang meliputi 9
fase :
a) Persiapan untuk belajar; fase belajar 1) mengarahkan perhatian, 2)
ekspektansi, 3) retrival
b) Pemerolehan dan unjuk perbuatan : fase belajar, 4) persepsi selektif atas
sifat stimulus 5) sandi semantic 6) retrival dan respons 7) penguatan.
c) Retrival dan alih belajar : fase belajar 8) pengisyaratan 9) pemberlakuan
secara umum.
c. Belajar menurut Piaget
Bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan
interaksi terus menerus dengan lingkungan. Dengan adanya interaksi dengan
lingkungan maka intelek semakin berkembang . perkembangan intelektual
melalui tahap-tahap berikut : (i) sensori motor (0; 0-2; 0 tahun), (ii)
praoperasional (2; 0-7; 0 tahun), (iii) operasi konkret (0; 0-11; 0 tahun), dan
(iv) opersai formal (11; 0-keatas)
1. menentukan topic yang dapat dipelajari oleh anak sendiri
2. memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dan topic tersebut
3. mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah
4. menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan
melakukan refisi.
d. Belajar menurut Rogers
Rogers menyayangkan praktek pendidikan di sekolah tahun 60-an.
Menurut pendapatnya praktek pendidikan menitik beratkan pada segi
pengajaran bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh
peran guru yang dominant dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.
3
Menurutnya guru juga perlu memodifikasi secara praktis sesuai dengan
kondisi perilaku siswa belajar.
B. Tujuan Belajar Dan Pembelajaran
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dari segi siswa, belajar
yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan
mental, akan menghasilkan sebagai dampak pengiring. Selanjutnya, dampak
pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai
perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan
belajar merupakan akibat dari tindak menindik atas kegiatan mengajar . proses
belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil
belajar sebagai dampak pengajaran.
C. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar Dan Pembelajaran
1. Dinamika siswa dalam belajar
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik terhadap lingkungannya.
 Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku : 1).
Pengetahuan 2).pemahaman 3).penerapan 4).analisis 5).sintesis
6).evaluasi
 Ranah Afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima jenis perilaku
: 1).penerimaan, 2).partisipasi 3).penilaian 4).organisasi 5).pembentukan
pola kehidupan.
 Ranah Psikomotorik (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku :
1).persepsi 2).kesiapan 3).gerakan terbimbing 4).gerakan terbiasa
5).gerakan kompleks 6)penyesuaian pola gerakan 7).kreativitas
2. Dinamika guru dalam kegiatan pembelajaran
Menurut Biggs dan Telfer diantara motivasi belajar siswa dapat
diperkuat dengan cara-cara pembelajaran. Adapun cara-cara pembelajaran
4
yang berpengaruh pada proses belajar adalah guru; kondisi eksternal yang
berpengaruh pada belajar adalah
Bahan belajar : bahan belajar dapat berwujud benda dan isi
pendidikan tersebut dapat berupa
pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan
metode pemerolehan
Suasana belajar : kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas,
alat belajar mempunyai pengaruh pada
kegiatan belajar.
Media / sumber belajar : dewasa ini media dan sumber belajar dapat
ditemukan dengan mudah
Guru sebagai subjek pembelajar : sebagai subjek pembelajar guru
berhubungan langsung dengan siswa serta
memberikan motivasi.
5
BAB II
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
A. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar yaitu :
1. Perhatian dan motivasi belajar siswa
Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian berhubungan dengan motivasi sebagai tenaga penggerak
belajar, perhatian dapat memperkuat kegiatan belajar, menggiatkan perilaku
untuk mencapai sasaran belajar.
2. Keaktifan
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “
law of exercise” nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihanlatihan
individu yang aktif, selalu ingin tahu. Ini factor penting keberhasilan
dalam belajar.
3. Keterlibatan langsung / Berpengalaman
Keterlibatan siswa jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih
dari itu terutama keterlibatan mental dan emosional, keterlibatan dalam
kegiatan kognitif, pembentukan sikap dan nilai dan juga pada saat
pembentukan keterampilan.
4. Pengulangan
Teori “Psikologi Daya” menyatakan belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menangkap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya itu akan berkembang seperti
halnya pisau yang selalu di asah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang
dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah
untuk mengatasinya. Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga
6
memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguhsungguh.
6. Balikan dan penguatan
Format sajian berupa Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan
dan sebagainya merupakan cara belajar dan mengajar yang memungkinkan
terjadinya balikan dan penguatan.
7. Perbedaan individual
Perbedaan individual ini berpengaruh padacara dan hasil belajar siswa,
karenanya perbedaan individual perlu diperhatikan oleh gurudalam upaya
pembelajaran. Antara lain penggunaan metodiyang bervariasi sehingga
perbedaan-perbedaan individual siswa dapat terlayani.
Pembelajaran tidak mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsipprindip
belajar oleh karena itu, dalam program pembelajaran guru perlu
berpegang bahwa pebelajar adalah “primus motor” dalam belajar.
7
BAB III
MOTIVASI BELAJAR
Perilaku belajar dilakukan oleh si pebelajar yang terdapat kekuatan mental
sebagai penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian,
kemauan atau cita-cita itu disebut motivasi belajar. Motivasi tersebut adalah
kebutuhan, dorongan dan tujuan si pebelajar.
Beberapa ahli menitik beratkan segi-segi tertentu dari motivasi :
 Maslow membedakan lima tingkat kebutuhan yang meliputi : (i) kebutuhan
fisiologis; (ii) perasaan aman; (iii) kebutuhan social; (iv) penghargaan diri; (v)
aktualisasi diri.
 Mc Cleland mengemukakan tiga jenis kebutuhan dasar yaitu : (i) kekuasaan;
(ii) berafiliasi; dan (iii) berprestasi
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Motivasi primer : motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motifmotif
dasar tersebutnya umumnya berasal dari segi
biologis atau jasmani.
Motivasi sekunder : motivasi yang tanpa dipelajari; contoh orang lapar akan
tertarik pada makanan tanpa belajar.
Adapun motivasi dibedaka menjadi dua :
Motivasi internal : motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri
Motivasi eksternal : motivasi dari orang lain.
Disamping itu ada ahli yang membedakan adanya motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Maslow dan Rogers mengakui pentingnya motivasi intrinsic
dan ekstrinsik bagi acara pembelajaran; motivasi intrinsic dikarenakan orang
tersebut senang melakukannya sedangkan motivasi ekstrinsik orang berbuat
sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari
hukuman.
8
BAB IV
PENDEKATAN CBSA DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
DALAM PEMBELAJARAN
Dalam kegiatan belajar perilaku utama belajar adalah siswa. Dalam
kegiatan pembelajaran mengingat sifat interaksi dapat diketahui adanya dua
pelaku yaitu guru dan siswa. Adanya dua pelaku tersebut menimbulkan salah
mengerti bahwa pelaku utama adalah guru semata. Hal ini ditinggalkan dan
diperbaiki dengan pendekatan CBSA. Dengan pendekatan CBSA berarti
pembelajaran mengoptimalisasikan perbaikan intelektual emosional fisik siswa
dalam memperoleh pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan. Anutan perbaikan
CBSA tersebut dimaksud membina “masyarakat belajar” yang berwawasan
pendidikan massa seumur hidup. Dengan harapan, dengan CBSA guru dapat
mengoptimalkan teori – teori belajar, prinsip – prinsip pendidikan, hal ini juga
berarti bahwa guru bekerja secara propesional.
Dalam pembelajaran ditemukan adanya dua pelaku, guru berinteraksi
dengan sisiwa, yang keduanya mencapai tujuan pembelajaran / sararan belajar
yang serupa. Kadar CBSA dalam interaksi tersebut berbeda-beda. Agar kita dapat
menemukan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran maka perlu mengenal
tambu-rambu terlebih dahulu yaitu:
1. Kualitas dan kuantitas pengalaman membelajarkan
2. Prakasa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan dan
dorangan pada dirinya. keberanian dan keberanian siswa untuk ikut serta
dalam proses pembelajaran
3. Usaha dan kreativitas yang ada pada diri siswa
4. Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan
mendorong keaktifan siswa.
5. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa
6. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator
7. Tingkat sikap guru yang tidak dominan dalam proses pembelajaran
9
8. Kuantitas dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan guru dalam
proses pembelajaran
9. Keterkaitan guru terhadap program pembelajaran
10. Variasi interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran
11. Kegiatan dan kegembiraan siswa dalam belajar.
Raka Joni (1992 :19-20) mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-
CBSA dengan baik mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa berperan
lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri.
1. Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar, guru bukan
satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar
yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan
melaluai usaha sendiri dan mengembangkan motivasi dari dalam dirinya.
2. Ttujuan pembelajaran tidak hanya untuk mengjar standar akademis tetapi
kegiatan ditekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa secara utuh
dan seimbang
3. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa.
4. Penilaian dilaksanaka untuk mengamati dan mengukur kegiatan dan kemajuan
siswa serta mengukur hasil belajar siswa.
Pembelajaran ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru . pembelajaran ber-
CBSA tersebut dapat dilakukan guru dengan pendekatan Keterampilan Proses
(PKP) yaitu anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial
dan fisik yang bersumber dari keterampilan-keterampilan dasar yang telah ada
dalam diri siswa.
Dengan PKP siswa dapat :
1. Memperoleh pengertian yang tepat tentang hakikat pengetahuan
2. Memperoleh kesempatan bekerja dengan ilmu pengetahuan dan merasa
senang
3. Memperoleh kesempatan belajar proses memperoleh dan memproduk ilmu
pengetahuan sekaligus.
10
Sejumlah keterampilan proses dikemukakan oleh Funk, dalam kurikulum
(pedoman Proses belajar dan mengajar) dikelompokan menjadi tujuh keterampilan
proses yaitu : mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.
Dengan demikian PKP berinteraksi timbal balik dengan penerapan CBSA
dalam pembelajaran, dengan adanya kebaikan / kelebihan pada PKP tersebut
maka seyogyanyalah guru belajar PKP secara keilmuan untuk dijadikan modal
dasar menjadi guru propesional.
11
BAB V
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Dalam kegiatan belajar mengajar guru di hadapkan padasiswa. Siswa yang
dihadapkan pada guru rata – rata satu kelas yang terdiri dari empat puluh orang.
Kemungkinan dapat terjadi seorang guru mennghadapi sejumlah ratusan siswa.
Hal ini menunjukkan betapa penting keterampilan mengorganisasi siswa agar
belajar. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku
teks,dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan di sekitar sekolah. Hal
ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengolah pesan. Pembelajaran
juga berarti meningkatkan keterampilan kognetif, afektif, dan keterampilan siswa.
Kemampian – kemampuan tersebut dikembang bersama dengan memperoleh
pengalaman – pengalaman belajar sesuatu. Perolehan pengalaman – pengalaman
tersebut merupakan suatu proses yang belaku secara deduktif dan deduktif atau
proses lain
A. Pengorganisasian Siswa
1. Pembelajaran secarasecara individual
Adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada
bantuan dan bimbingan belajar pada masing masing individu. Bantuan dan
bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran
klaksikal, tetapi prinsipnya berbeda.
Pada pembelajaran individual guru memberi bntuan pada masing –
masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klaksikalguru memberikan
bantuanindividual secara umum.
Ciri –ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat
ditinjaau dari segi :
a. Tujuan pengajaran pada pembelajatran secara individual
Tujuan pembelajaran yang menonjol adalah:
12
 Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar
berdasarkan kemampuan sendiri, dalam pembelajaran klaksikal guru
menggunakan ukuran kemampuan rata – rata kelas. Dalam
pengajaran individual awal pengajaran adalah kemampuan setiap
individu, sedangkan pada pengajaran klasikal awal pengajaran
berdasarkan pada kemampuan rata – rata kelas. Siswa menyesuaikan
diri dengan kemampuan kelas.
 Mengembangkan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap
individu meemiliki paket belajar sendiri – sendiri yang sesusi dengan
tujuan belajarnya secara individual juga.
b. Siswa dalam pembelajaran secara individual
Berbeda dengan pembelajaran secara klaksikal, maka siswa memiliki
keleluasaan berupa :
 Keluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
 Kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa
bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya.
 Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kegiatan dan intensitas
belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah di tetapkan.
 Siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar.
 Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajar
sendiri.
c. Guru dalam pembelajaran secara individual
Kedudukan guru dalam pembelajaran secara individual bersifat
membantu Bantuan guru berkenaan dengan komponen belajar berupa :
 Peranan guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
 Peranan guru dalam mengorganisasikan kegiatan belajar adalah
mengatur dan memonitor kegiatan belajar sejak awal.
 Peranan dalam menciptakan hubungan terbuka dengan siswa
bertujuan menimbulkan perasan bebas dalam belajar.
13
 Peranan guru yang sangat penting adalah menjadi fasilisator belajar,
tujuannya adalah mempermudah proses belajar.
d. Program pembelajaran dalam pembelajaran individual
Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki
kelemahan pengajaran klaksikal. Dari segi kebutuhan belajar, program
pembelajar individual lebih efektif. Sebab siswa belajar sesuai dengan
programnya sendiri. Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah
pembelajar tampak kurang efektif.
Program pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif bila
mempertimbangkan:
 Penyesuaian dengan kebutuha dan kemampuan siswa.
 Tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa.
 Prosedur dan cera kerja dimengerti oleh siswa.
 Criteria keberhasilan dimengerti oleh siswa.
 Keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti oleh siswa.
e. Orientasi dan tekanan utama pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian
bantuan pada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mendiri. Dalam
mencptakan pembelajaran secara individual, rencana guru berbeda dengan
pengajaran klaksikal. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilisator,
pembimbing, pendiagnoosis kesukaran belajar dan reka diskusi. Guru
berperan sebagai guru pendidik bukan instruktur.
2. Pembelajaran secara kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adakalannya guru
mementuk kelompok kecil,. Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru
memberikan bantuan/bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih
intensif. Hal ini terjadi karena hubungan antara guru dan siswa menjadi
lebih sehat dan akrab, siswa memperoleh bantuan, kesempatan,seseai
14
dengan kebutuhan,kemampuan dan minat serta siswa dilibatkan dalam
menentukan tujuan belajar, cara belajar, criteria keberhasilan.
Ciri – ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok
dapat di lihat dari segi :
a. Tujuan pengajaran pada kelompok kecil
Tujuan pengajaran dalam kelompok kecil adalah :
 Memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah secara rasional.
 Mengembangkan sikap social dan semangt gotong royong dalam
kehidupan.
 Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap
anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung
jawab.
 Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada seiap anggota
kelompok dalam memecahkna masalah kelompok.
b. Siswa dalam pembelajaran kelompok kecil
Adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan
masalah kelompok.
Kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak dan kohesif.
Ciri – ciri kelompok kecil yang menonjol adalah :
 Tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan
kelompok.
 Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok
 Memiliki rasa saling membutuhkan dan salig tergantng
 Ada interaksi dan komunikasi antara anggota
 Ada tindakan bersama sebagai pewujudan tanggung jawab
kelompok.
c. Guru sebagai pembelajar dalam pembelajaran klompok
Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari :
 Pembentukan kelompok
15
 Perencanaan tugas kelompok
 Pelaksanaan
 Evaluasi hasil belajar kelompok
Dalam pelaksanaan mengajar, guru dapat berperan sebagai berikut :
 Pemberi informasi uum tentang proses blajar kelompok, guru
memberi informasi tentang tujuan belajar,tata kerja, kriteria
keberhasilan tugas dan evaluasi.
 Setelah kelompok memeahami tugasnya, maka kelompok
melaksanakan tugasnya,guru bertindak sebagai fasilisator
,pembimbing dan pengendali ketertibankerja.
 Pada akhir pelajaran ,tiap kelompok melaporkan hasil kerja.
 Guru melakuaknevaluasi tentang proseskerja kelompok sebagai
satuan , hasil kerja, prilaku dan tata kerja dan memandingkan
dengan kelompok lain.
Pada pembelajaran kelompok ,orientasi dan tekanan utama
pelaksanaan adalah meningkatkan kemampuan kerja kelompok. Kerja
kelompok berarti belajar kepemimpinan dan keterampilan. Kedua
keterampilan tersebut, memimpin dan terpimpin, perlu di pelajari oleh
setiap siswa. Dalam masyarakat modern keterampilan memimpin dan
terpimpin diperlukan dalam kehidupan.
3. Pembelajaran secara klaksikal
Pembelajaran klaksikal merupakan kemampuan guru yang utama.
Hal ini disebabkan oleh pengajaran klaksikal merupakan kegiatan
mengajar yang tegolong efisiensi. Secara ekonomis pembiayaan sekolah
lebih murah. Pembelajaran kelas berarti melaksanakan dua kegiatan
sekaligus yaitu pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan
16
terselenggaranya kegiatan belajar dengan aik. Dalam pengelolaan kelas
dapat terjadi masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar, dan
siswa yang terlibat dalam belajar.
Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar.
Peran guru dalam pembelajaran secara klasikal. Tekanan utama dalam
pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Disamping penyusunan desain
instruksional yang dibuat, maka pembelajaran kelas dilakukan dengan
tindakan :
 Penciptaan tertib kelas
 Penciptaan suasana tenang dalam belajar
 Pemusatan perhatian pada bahan ajar
 Mengikutsertakan siswa belajar aktif
 Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa
B. Posisi guru siswa dalam pengolahan pesan
Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menyampaikan sesuatu
hal yang di sebut pesan. Sebalinya, dalam kegiatan belajar siwa juga berusaha
memperoleh suatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa
pengetahuan, wawasan, keterampilan, akan isi ajaranyanglain seperti kesenian,
kesusilaan, dan agama.
1 Pembelajaran dengan strategi Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatanyang terpusat pada
guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang
bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositari adalah memindahkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.peranan uru yang
penting adalah penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang
benar, pemberi fasilitas belajar yang baik, pembimbing siswa dalam
pemerolehan informasi yang benar, pemakai media dan sumber yang benar,
17
menyelesaikan tugas sehubungan dengan penlaian guru. Adapun hasil belajar
yang di evaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan dan nilai
yang dikuasai siswa.
2. Pembelajaran dengan strategi Inkuiri
Model inkuiri merupakan pengajaran yangmengharuskan siswa mengolah
pesan sehingga memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan niai-nilai. Dalam
pembelajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri
adalah mengembangkan keterapilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu
memecahkan masalah secara ilmiah. Tekanan utama pembelajaran dengan
strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir individual leat
penelitian, peningkata kemampuan mempraktekkan metode dan teknik
penelitian , latihan keterampilan intelektual khusus, yang sesuai denga cabang
ilmu tertentu dan latihan menemukan sesuatu.
Peranan guru yang penting adalah :
 Menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa berani
bereksplorasi dalampenemuan dan pemecahan masalah.
 Fasilitator dalam penelitian
 Rekandiskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternative
pemecahanmasalah
 Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berfikir, alternative
dalam pemecahan masalah
Peranan siswa yang penting adalah :
 Mengambil prakarsa dalam pencarian masalah
 Pelaku aktif, dalambelajar melakukanpenelitian
 Penjelajah tentang masalah dan metode penelitian
 Penemu pemecahan masalah
18
Evaluasi hasil belajar pada metode inkuiri ini yaitu meliputi
keterampilan pencarian dan perumusan masalah, keterampilan
pengumpulan data, informasi, keterampilan meneliti tentang objek, seperti
benda, sifat benda, kondisi atau peristiwa dan pelaku, keterampilan dalam
menarik kesimpulan dan laporan.
C. Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
Kemampuan yanga akan dicapai adalah tujuan pembelajaran. Ada
kesenjangan antara kemampuan pra belajar dengan kemampuan yang akan
dicapai. Kesenjangan tersebut dapat diatasi berkat belajar bahan ajar
tertentu. Bagi siswa, kegiatan belajar berarti menggunakan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor untuk mencerna bahan ajar. Secara umum
kegiatan belajar tersebut meliputi :
 Motivasi, yang berarti siswa sadar mencapai tujuan dan bertindak
mencapai tujuan belajar
 Konsentrasi, yang berarti siswa memusatkan perhatian pada bahan
belajar.
 Mengolah pesan, yang berarti siwa mengolah informasi dan
mengambil makna tentang apa yang dipelajari.
 Menyimpan, yang berarti siswa menyimpan dalam ingatan , peasaan
dan kemampuan motoriknya.
 Menggali, dalam arti mehggunakan hal yang dipelajari yang akan di
gunakan untuk suatu pemecahan masalah.
 Prestasi dalam arti menggunakan bahan ajar untuk unjuk kerja.
 Umpan balik , dalam arti siswa melakukan pembenaran tentang hasil
belajar atau prestasinya.
D. Proses pengolahan pesan
1. Pesan secara deduktif
19
Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dengan :
 Guru mengemukakan generalisasi
 Penjelasan berkenaan dengan konsep – konsep.
 Pencarian data yang dilakukan oleh siswa,
Pengumpulan data tersebut berguna untuk menguji kebenaran
generalisasi. Dalam kegiatan ini siswa juga mengaplikasikan konsep
terhadap data tertentu.
2. Pengolahan data secara deduktif
Pengolahan data secara deduktif bermula dari :
 Fakta atau peristiwa khusus
 Penyusunan konsep berdasarkan fakta – fakta.
 Penysunan generalisasi berdasarkan konsep – konsep. Bila sudah
teori yang benar, pada umumnya dirumuskan hipotesis.
 Terapan generalisasi pada data baru atau uji hipotesis.
 Penarikan kesimpulan lanjut.
20
BAB VI
KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian, Kedudukan dan Syarat-syarat Umum Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana
memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk kerja, proses, orang, objek. Sedangkan Wand dan Brown mengemukakan
evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi
berarti sebagai proses sistematis menetaapkan nilai tentang suatu hal, seperti
objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil dan tuuan.berdasarkan kritteria tertentu
melalui penilaian. Evaluasi belajar adalah proses penetuan nilai tentang proses
pembelajaran berdasarkan criteria tertentu. Dalam penentuan nilai tersebut orang
dapat melakukan pengukuran, pembandingan, penilaian dan kemudian penilaian.
Evaluasi bersifat berkesinambungan, dari tahap satu ke tahap lain selama jenjang
pendidikan atau sepanjang hayat.
2. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Proses pendidiakn merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana
didalamnya terjadi membudayakan manusia dan memberadabkan manusia. Agar
terbentuk manusia yang berudaya dan beradab , maka diperlukan transformasi
budaya dan peradaban. Sebagai proses transformasi, proses pendidikan dapat
digambarkan dengan diagram berikut :
21
Transformasi dalam proses pendidikan merupakan proses untuk
membudayakan dan memperadabkan siswa. Lembaga pendidikan merupakan
tempat terjadinya transformasi. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan
keluaran seperti yang diharapkan dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjanya
komponen / unsure yang ada dalam lembaga pendidikan. Unsur-unsur
transformasi dalam proses pendidikan meliputi : pendidikan dan personal lainnya,
isi pendidikan, tekik, sistem evaluasi, sarana pendidikan dan sistem administrasi.
3. Syarat-syarat Umum Evaluasi
Evaluasi dalam proses pendidikan dituntut untuk memenuhi syarat-syarat :
kesaahihan, keterandalan dan kepraktisan. Untuk memperoleh ketiga evaluasi
tersebut seorang evaluator dituntut mempertimbangkan factor-faktor yang terkait
dalam kegiatan penilaian.
B. Evaluasi Hasil Belajar
Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar berfungsi untuk :
 Diagnosis dan Pengembangan
Maksudnya adalah penggunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajara
sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta
UMPAN BALIK
MASUKAN TRANSFORMAS
I
KELUARAN
22
sebab-sebabnya, berdasarkan pendiagnosisan inilah guru mengadakan
pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
 Seleksi
Hasil dari evaluasi hasil belajar digunakan sebagai dasar untuk
menentukan/ menyeleksi siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis
jabatan/ jenis pendidikan tertentu.
 Kenaikan Peringkat Belajar
Sebagai dasar pertimbangan hasil dari kegiatan evaluasi belajar siswa
mengenai sejumlah isi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran,
maka guru dapat dengan mudah membuat keputusan kenaikan kelas
berdasarkan ketentuuuuan yang berlaku.
 Penempatan siswa
Sebagai dasar pertimbangan hasil dari kegiatan evaluasi belajar agar siswa
daptat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang
mereka miliki, maka perlu difikiiirkan ketepatan penemoatan siswa pada
kelompok yang sesuai.
Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator umumnya
menempuh tahap-tahap persiapan, penyusunan alat ukur, pelaksanaan
pengukuran, pengolahan hasil pengukuran, penafsiran hasil pengukuran,
pelaporan hasil pengukuran dan penggunaan hasil evaluasi.
C. Evasluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses penentuan nilai, jasa atau
manfaat kegiatan pembelajaaran berdasarkan criteria tertentu melalui kegiatan
pengukuran dan penilaian. Evaluasi pembelajaran mempunyai fungsi, tujuan dan
saasaran tertentu. Pada umumnya fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran
berorientasi pada pengembangan pembelajarn dan akreditasi. Adapun sasaran
23
evaluasi pembelajaran tertuju pada tujuan pembelalajaran, dinamika
pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan kurikulum. Prosedur evaluasi
pembelajaran umumnya terdiri dari lima tahap berupa tahaap-tahap penyusunan
rancangan, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data dan
penyusunan laporan evaluasi pembelajaran. Pada tempatnya seorang guru
professional dapat melakukan kegiatan sebagai evaluator pembelajaran.
24
BAB VII
MASALAH-MASALAH BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu pekerjaan mental atau suatu proses perubahan
pada individu, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.
Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil.
Ada bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa tidak belajar. Ada siswa
yang tidak belajar karena dimarahi orang tua, ada juga pindah tempat tinggal, ada
siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajar, adapula siswa
yang giat belajar Karena dia bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam
keadaan siswa tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang penting bagi
guru atau calon guru.
B. Masalah-masalah Belajar
Dalam interaksi belajar guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran
ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bahwa guru
memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat mempengaruhi dan
menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
Ada dua macam faktor yang menyebabkan masalah-masalah belajar yaitu:
1. Faktor intern belajar
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada
proses belajar adalah :
 Sikap terhadap belajar
 Motivasi belajar
 Konsentrasi belajar
 Bahan belajar
25
 Menggali hasil belajar yang tersimpan
 Menyimpan perolehan hasil belajar
 Mengelola Kemampuan berprestasi / unjuk hasil belajar
 Rasa percaya diri siswa
 Intelegensi dan keberhasilan belajar
 Kebiasaan belajar
 Cita-cita siswa
2. Faktor ekstern belajar
 Guru sebagai Pembina siswa
 Prasarana pembelajaran
 Kebiasaan penilaian
 Lingkungan sosial siswa di sekolah
 Kurikulum sekolah
C. Penyebab Kesulitan Belajar
 Faktor genetika
 Luka pada otak akibat trauma fisik
 Biokimia yang hilang
 Biokimia yang dapat merusak otak
 Gizi yang tidak memadai
 Pengaruh-pengaruh psikologis dan social yang merugikan
perkembangan anak (deprevasi lingkungan)
D. Cara Mengatasi Siswa yang Sulit Belajar
 Peranan teori
 Pelayana pengajaran remedial
26
 hubungan antara pendidikan luar biasa dengan pendidikan pada
umumnya
 Menggunakan metode yang menimbulkan motivasi
 Meningkatkan kemampuan guru dalan menguasai materi.
27
BAB VIII
PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh berpangkal pada suatu
kurikulum, dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan
kurikulum. Pada satu sisi guru adalah pengembang kurikulum, pada sisi lain guru
adalah pembelajar siswa, yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan
kurikulum sekolah. Hal itu menunjukkan bahwa dalam tugas pembelajaran
dipersyaratkan agar guru memahami kurikulum.
Para ahli seperti Zais, Winecoff, Bond, dan Tanner telah mempelajari
kurikulum. Mereka memengemukakan prinsip dan teori yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, mereka juga mengemukakan hal-hal yang serupa.
Mereka mengemukakan arti kurikulum sebagai :
 Jalan meraih ijazah
 Mata pelajaran dan isi pelajaran
 Rencana kegiatan pembelajaran
 Hasil belajar yang direncanakan
 Pengalaman belajar
Terbentuknya kurikulum tersebut dimandasi oleh berbagai landasan pemikirn
seperti :
 Landasan filosofis
 Landasan social-budaya-agama
 Landasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
 Landasan kebutuhan masyarakat
 Landasan perkembangan masyarakat
Sebagai suatu program, maka kurikulum terdiri dari beberapa komponen
penting seperti :
 Tujuan
28
 Pengalaman kerja
 Organisasi pengalaman belajar
 Evaluasi
Dalam tugas pengembangan, guru berurusan dengan komponen-komponen
kurikulum, selanjutnya dalam pengembangan kurikulum

Tamu WajiB LapOr